Julukan Paris Van Java begitu lekat dengan kota Bandung. Ya, kota ini telah menjadi kota modenya Indonesia dengan banyaknya factory outlet sekaligus sebagai pusat grosir busana se-Indonesia. Tak heran jika kota ini begitu banyakk diminati para wisatawan. Selain menjadi surga belanja, Bandung juga menjadi tempat yang memiliki pesona alam yang begitu memukau. Sajian kulinernya beragam dan cocok dijelajahi bagi anda para penikmat kuliner. Kota Bandung juga menyimpan sejarah terkait dengan kemerdekaan bangsa Indonesia sekaligus menjadi salah satu pusat kekuasaan Belanda. Tak heran jika di Parisnya Indonesia ini banyak ditemukan bangunan-bangunan kuno yang hingga kini masih nampak megah. Jika anda ingin melihat kemegahan bangunan ala jaman Belanda sembari menikmati kuliner yang menggoda, maka kini waktunya anda untuk berkunjung ke Bandoengsche Melk Centrale atau yang biasa dikenal dengan BMC.
Bandoengsche Melk Centrale merupakan sebuah restoran berarsitektur Belanda yang berada di jalan Aceh No 30, Bandung. Bangunan Bandoengsche Melk Centrale telah ada sejak akhir tahun 1928. Pada awalnya bangunan ini digunakan oleh Belanda sebagai pusat pengolahan susu berupa koperasi yang mengkomodir para peternak sapi perah dan pengusaha susu di daerah Bandung dan sekitarnya. Hal ini didasari atas keinginan para peternak sapi dan produsen susu untuk membuat istalasi susu yang memadai. Koperasi susu ini dikelola secara modern dengan peralatan yang cukup canggih kala itu , yakni sebuah sistem pasteuriasasi pada produksinya.
Bentuk bangunan BMC sendiri bergaya art deco yang terlihat dari lekuk tegak lurus di kanan dan kiri bagian atas. Enam buah bukaan yang dibangun secara vertikal dan berbentuk persegi panjang tampak di dinding atas bagian depan yang datar. Kedai susu berada di depan BMC sedangkan istalasi pengolahan susu beserta kantor pemasannya berada di bangunan panjang yang ada ada di belakangnya. Namun sayangnya, koperasi ini menjadi tak terurus pada zaman Jepang lantaran banyak karyawan Belanja yang berada di bui.
Dan sejak kemerdekaan Indonesia, BMC pun dikelola oleh pemerintah setempat. Kemudian pada tahun 1999, BMC mulai merambah pada bisnis restoran. Produk olahannya pun masih seputar susu, mulai dari milk shake, aneka yoghurt, susu murni, atau pun susu dengan aneka varian rasa. Anda yang pecinta ice cream juga bisa menikmati aneka pilihan ice cream seperti ice cream youghurt dan aneka tar ice cream. Namun yang paling terkenal adalah Shalimar.
Beragam menu makanan juga bisa anda nikmati di restoran bergaya Belanda ini. Salah satunya yang terkenal adalah sop buntut goreng. Beragam menu asli Indonesia seperti gado-gado, nasi uduk, hingga nasi timbel juga bisa anda nikmati. Anda yang penasaran dengan menu Eropa bisa mencoba lasagna, sejenis schotle ala Italia yang bercampur keju mozzarella. Atau anda juga bisa menikmati zupa-zupa yang berupa sup krim dengan potongan daging ayam, jamur, dan puss pastry.
Dengan beragam pilihan menu dan dekorasi bangunan yang unik, tak heran jika tempat ini banyak dikunjungi wisatawan Eropa yang bertandang ke Bandung. Tak jarang sebagian dari mereka juga keturunan para pengelola BMC pada awal berdirinya. Tempat ini pun menjadi semacam tempat nostalgia bagi para wisatawan asal Belanda. Anda yang telah lelah berkeliling kota Bandung, bisa mengisi perut dulu di BMC dengan menikmati aneka sajian susu yang ditawarkan. BMC juga cukup dekat dengan beberapa hotel murah di Bandung, seperti:
- Amaroossa Boutique
- Hyatt Regency Bandung
- Anggrek Gandasari Hotel
- Anggrek Shopping Hotel
- Santika Bandung
- Royal Merdeka Hotel
Refrensi:
http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/06/09/mo3rnn-bernostalgia-di-bandoengsche-melk-centrale
http://kumpulan.info/kuliner/wisata-kuliner/104-bmc-bandung-melk-centrale.html