Akhir-akhir ini aktivitas mendaki gunung menjadi favorit banyak orang. Jika anda bingung gunung mana yang akan anda coba untuk pendakian pertama, Gunung Papandayan bisa menjadi pilihan yang tepat untuk anda. Gunung Papandayan terletak di kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Kurang lebih berjarak 70 km sebelah tenggara kota Bandung. Terletak diketinggian 2665 meter dari permukaan laut, gunung ini menawarkan medan yang tidak terlalu berat dan cukup bersahabat. Kontur tanahnya yang landai dengan jalur pendakian yang aman akan mempermudah para pendaki pemula.
Gunung Papandayan termasuk dalam gunung api berbentuk kerucut, atau yang lebih dikenal dengan sebutan gunung api strato. Gunung ini memiliki beberapa kawah yang masih aktif dengan luas mencapai 10 Ha. Kawah-kawah tersebut meliputi Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Disekitar kawah tersebut terdapat lubang-lubang magma, baik yang besar maupun yang kecil. Dari dalam lubang-lubang tersebut, keluar uap air yang akan mengeluarkan suara-suara yang unik.
Dalam perjalanannya, Gunung Papandayan telah beberapa kali meletus, yakni pada tanggal 12 Agustus 1772, 11 Maret 1923, 15 Agustus 1942, dan 11 November 2002. Pada tahun 1772 merupakan letusan yang terbesar hingga menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan kurang lebih 2957 orang. Sedangkan daerah yang tertutup longsor mencapai 10 km dengan lebar 5 km. Pada letusan tanggal 11 Maret 1923, dengan didahului gempa yang berpusat di Cisurupan, terjadi erupsi sedikitnya 7 kali di Kawah Baru. Di tahun 1924, tepatnya pada tanggal 25 Januari terjadi letusan lumpur dan batu dari Kawah Mas dan Kawah Baru. Suhu dikedua kawah tersebut pun meningkat dari 364 derajat Celcius menjadi 500 derajat Celcius. Letusan ini berdampak pada kehancuran hutan di sekitar gunung tersebut. Sedangkan letusan materialnya mencapai Cisurupan. Pada tanggal 21 Februari 1925, hal ini kembali terjadi. Namun kali ini terjadi di Kawah Nangklak. Satu tahun berikutnya letusan kecil juga terjadi kemabali terjadi di Kawah Mas.
Namun, semenjak April 2006 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Papandayan meningkat menjadi waspada, usai adanya peningkatan aktivitas seismik. Pada 7-16 April 2008 suhu di 2 kawah, yakni Kawah Mas dan Balagadama meningkat. Dikawah Mas suhunya mencapainya 245-262 derajat Celcius. Sedangakn di Balagadama suhunya mencapai 91-116 derajat Celcius dengan tingkat pH berkurang sementara konsentrasi mineral meningkat. Pada 28 Oktober 2010, status gunung Papandayan kembali meningkat menjadi level 2.
Untuk mencapai gunung Papandayan, dari terminal Garut anda bisa menuju gerbang Gunung Papandayan dengan menggunakan angkutan kota. Untuk sampai di pos pendakian di kaki gunung anda bisa menyewa mobil bak untuk membawa barang bawaan atau pun juga dengan berjalan kaki. Sebelum mendaki, anda bisa memberikan foto copy identitas diri, No. HP, jumlah rombongan dan lama waktu yang akan dihabiskan di gunung Papandayan. Anda juga perlu untuk membayar uang pendaftaran di pos penjagaan. Dari pos penjagaan saja, keindahan papandayan sudah terlihat.
Dari pos penjagaan, pendakian dimulai dengan jalur menanjak yang berbatu menuju Pondok Salada. Batu-batu tersebut merupakan bekas letusan. Selain jalan bebatuan, juga akan melewati kawah belerang. Anda perlu berhati-hati dengan bau gas karena cukup berbahaya bagi kesehatan. Dari kawah belerang anda dapat menemukan sumber air panas yang terletaknya di perbatasan Blok Cigenah. Sumber air panas ini mengandung belerang sehingga bermanfaat dalam menyembuhan penyakit kulit terutama gatal-gatal. Usai melewati kawah belerang, anda akan melewati aliran sungai Cisaladah yang cukup deras. Anda bisa mengambil air sungai tersebut untuk minum karena berasal dari mata air pegunungan. Terakhir anda harus melewati jalan sempit dengan jurang disebelah kiri untuk sampai ke Pondok Salada. Anda harus berhati-hati agar tidak terpeleset, karena jalur tersebut cukup licin. Apalagi setelah turun hujan.
Setibanya di pondok Salada, anda bisa menikmati pemandangan yang luar biasa indah karena berada pada ketinggia 2288 dia ats permukaan laut. Terdapat padang rumput seluas 8 Ha dan beberapa pohon Edelweiss yang cantik. Selain edelweiss, gunung Papandayan juga kaya akan potensi flora lainnya, seperti Pohon suagi, puspa, saninten, pasang, kihujan, jamuju, dan manglid. Selain itu juga terdapat hewan-hewan liar seperti kijang, babi hutan, lutung, trengiling, dan berbagai jenis burung. Apabila suasana cerah, anda dapat melihat Death Forest atau hutan mati dari pondok salada. Anda akan melihat sisa-sia batang pohon yang menghitan karena terbakar dan warna putih tanak berkapur. Pondok salada menjadi tempat yang cocok untuk berkemah.
Dari pondok Salada anda akan melalui jalur vegetasi hutan cantigi yang lebat, sebelum akhirnya tiba di Tegal alun. Sayangnya dari tegal alun jalur yang harus dilalui tidak terlalu jelas sehingga anda perlu untuk lebih berhati-hati. Meski dari puncak gunung penampakan yang terlihat tidak terlalu luas dan tidak ada tugu penunjuk ketinggian layaknya di gunung-gunung yang lain, namun anda tetap bisa menikmati indahnya kawah, padang edelweiss, dan matahari terbit serta terbenam dari puncak gunung. Jika anda tidak berniat untuk berkemah, anda tetap bisa menikmati keindahan gunung Papandayan dengan memanfaatkan hotel murah di Garut, seperti:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Papandayan
- http://travel.kompas.com/read/2013/07/28/2115499/Gunung.Papandayan.Cocok.untuk.Pendaki.Pemula
- http://www.sobatadventure.com/2014/02/cara-dan-tips-mendaki-gunung-papandayan.html