Malang

Candi Jago, Malang

Candi Jago terletak di Dusun jago, Desa Tumpang, Kec Tumpang, Kab Malang atau sekitar 22km ke arah timur dari Kota Malang. Candi ini juga sering disebut dengan Candi Tumpang karena letaknya dan penduduk setempat sering menyebutnya Cungkup. Berdasarkan kitab Negarakertagama dan Pararaton, nama candi ini sebenarnya adalah Jajaghu dimana candi ini merupakan perpaduan antara ajaran Hindhu dan Budha. Jajaghu sendiri artinya keagungan yang merupakan istilah digunakan untuk menyebut tempat suci. Masih menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, pembangunan candi ini berlangsung sejak tahun 1268M sampai tahun 1280M sebagai penghormatan bagi Raja Singosari yang ke-4 yaitu Sri Jaya Wisnuwardhana.

Candi Jago 2Bangunan Candi Jago menghadap kea rah barat, berdiri di atas batur setinggi kira-kira 1m kaki candi yang terdiri atas tiga teras bertingkat. Semakin ke atas, teras kaki candi semakin mengecil sehingga pada lantai pertama dan kedua terdapat selasar yang dapat dilewati untuk mengitari candid an ruang utama terletak bergeser ke belakang. Bentuk bangunannya bersusun, berselasar, dan bergeser ke belakang. Merupakan bentuk yang umum pada bangunan zama megalitikum yaitu yang disebut punden berundak. Bentuk ini pada umumnya digunakan dalam membangun tempat pemujaan arwah leluhur. Untuk naik ke lantai yang lebih atas, terdapat dua tangga sempit di sisi kiri dan kanan bagian depan. Lantai terpenting yang paling berperan adalah paling atas dengan bangunan yang letaknya sedikit bergeser ke belakang.

 

Candi ini dipenuhi panel-panel relief yang terpahat rapi mulai dari kaki sampai ke dinding ruangan teratas. Hampir tidak ada bidang yang kosong karena semua telah terisi dengan aneka ragam hiasan dalam jalinan cerita yang mengandung unsure pelepasan dan kepergian. Ajaran Budha tergambar dalam relief cerita Tantri Kamandaka dan cerita Kunjarakarna yang terpahat pada teras paling bawah.

Di dinding teras kedua terpahat lanjutan cerita Kunjarakarna dan petikan kisah mahabarata yang memuat ajaran agama Hindu. Teras ketiga dipenuhi dengan relief lanjutan cerita Arjunawiwaha. Dinding tubuh candipun juga dipenuhi dengan pahatan relief cerita Hindu yaitu peperangan Krisna dengan Kalayawana. Di tengah pelataran depan sekitar 6m dari kaki candi, terdapat batu besar yang menyerupai tatakan arca raksasa dengan diameter kurang lebih 1m dan di puncaknya terdapat pahatan bunga padma yang menjulur dari bonggolnya.

Di sisi barat halaman candi juga terdapat arca Amonghapasa yang berlengan delapan dan dilatabelakangi singgasana berbentuk kepala raksasa yang saling membelakangi. Jika anda butuh tempat penginapan untu bermalam beberapa hari di sini, banyak disediakan penginapan rumahan atau harian baik disediakan oleh warga sekitar, harganya pun beraneka ragam. Namun jika anda ingin menginap di hotel berbintang, anda tidak perlu khawatir karena terdapat beberapa jenis hotel di sekitar candi Cago ini, antara lain:

Referensi

  • http://candi.pnri.go.id/jawa_timur/jago/jago.htm
ifo

Leave a Reply